Sensasi Menjelajahi Desa Oymyakon, Tempat Paling Dingin di Dunia
Wisata Ekstrim – Musim dingin kali ini sepertinya menjadi yang terekstrem di banyak negara termasuk daratan Rusia. Salah satu wilayah di timur Rusia, terkenal sebagai kota paling dingin di dunia. Temperatur suhu di kota itu dikabarkan telah turun menjadi (-85°F) atau setara dengan -65 derajat Celcius. Akibat hal itu, pemerintah Yakutsk memutuskan untuk meliburkan sekolah di Desa Oymyakon.
Bagi masyarakat yang tinggal di Desa Oymyakon, iklim dingin yang kejam sudah menjadi hal biasa yang mereka alami. Temperatur -65 derajat Celcius bukan lagi mengejutkan untuk mereka. Fasilitas umum di Oymyakon dan daerah Yakutsk lainnya bahkan dikabarkan masih tetap beroperasi seperti biasa. Selain itu layanan darurat lokal di Yakutsk siap siaga memantau cuaca dan memberitahukan untuk menutup sekolah sementara, jika temperatur mencapai di bawah -52 derajat Celcius. Para wisatawan dan pemburu pun disarankan untuk menunggu cuaca sedikit bersahabat.
Cuaca dingin tak harus sepenuhnya disalahkan, pada sisi lain yang justru memberikan sebuah pemandangan indah dan tak biasa di sana. Hutan-hutan di area Oymyakon yang tertutup salju tebal memberikan penampakan sangat menakjubkan layaknya seperti negeri dongeng.
Walaupun temperatur amat jatuh rendah, tampaknya suhu dingin tak mampu mengganggu aktifitas penduduk yang tinggal disana. Malah terdapat banyak warga di wilayah Yakutsk mengabadikan pemandangan spektakuler serta mengunggah kegiatan mereka melalui media sosial yang mereka miliki. Selain itu karena Oymyakon merupakan sebuah desa, maka sebagian rumah masih belum menggunakan penghangat yang modern. Mereka kebanyakan membakar batu bara atau kayu bakar untuk memanaskan tubuh.
Asupan gizi mereka hanya berasal dari protein daging rusa dan kuda serta ikan. Selain itu, tak banyak yang tumbuh di Oymyakon. Meksi demikian, kebanyakan warga di Oymyakon tak pernah tercatat mengalami gizi buruk karena mereka juga mengonsumsi nutrisi dari susu hewan. Populasi di desa kecil tersebut hanya terdiri dari 500 orang. Kebanyakan rumah-rumah warga di sana juga masih menerapkan toilet di luar rumah. Kemudian masyarakat sebenarnya juga sering menghadapi beragam masalah.
Tak hanya alam saja yang membeku karena temperatur yang dingin, sejumlah benda seperti tinta pena, kacamata, sampai dengan feses manusia juga mengalami hal yang sama. Biasanya Oymyakon juga kerap mengalami mati listrik dan mobil sulit untuk digunakan karena bahan bakar yang membeku. Untuk menelepon juga menjadi hal lainnya yang termasuk dalam daftar kendala di Oymyakon. Jika ada warga yang meninggal, maka masyarakat akan memakan waktu tiga hari untuk melakukan penguburan karena menunggu tanah mencair.
Sebuah monumen di era komunis sampai dibuat di Oymyakon karena temperatur di desa kecil itu pernah mencapai -71 derajat Celcius pada tahun 1942. Walaupun terpencil, Oymyakon justru memancing perhatian orang untuk mengalami bagaimana rasanya berada dalam kondisi musim dingin yang abadi di sana. Lucunya, nama Oymyakon juga merujuk pada arti “air yang tak beku” karena adanya sumber air panas di dekat desa itu.