Dari pinggir jembatan, Anda bisa menikmati hamparan Batang Arau dengan warni-warni lampu rumah-rumah warga di perbukitan, serta indahnya kelap-kelip lampu sisi kiri dan kanan Jembatan Siti Nurbaya yang disertai dengan hembusan angin nan sejuk. Selain itu, di sini Anda juga bisa mencicipi kuliner khas Jembatan Siti Nurabaya yaitu jagung bakar dan pisang kapik hangat, yang pastinya akan menambahkan serunya menikmati suasana malam di jembatan ini. Penamaan Siti Nurbaya diambil dari legenda klasik daerah ini yang dipopulerkan oleh Merah Rusli dalam novel bertajuk Siti Nurbaya (Kasih Tak Sampai).
Anda melihatnya pada bagian dinding jembatan. Dimana Siti Nurbaya merupakan tokoh utama dalam novel itu yang diceritakan tidak cacat, bukan hanya sebatas kecantikan parasnya, namun juga kelakuan adatnya, serta elok budinya. Jembatan Siti Nurbaya dibangun pada tahun 1995 dengan menelan anggaran sebesar Rp19,8 miliar yang kemudian diresmikan pada pertengahan 2002. Jembatan ini kerap menjadi objek foto dari kalangan muda hingga tua. Apabila Anda ingin berkunjung ke jembatan ini, pastikan datang pada saat cuaca cerah dan jangan lupa tetap utama keselamatan.