Kenapa Makkah Disebut Tanah Haram?
Makkah dikenal sebagai kota suci bagi umat Islam di seluruh dunia. Di kota inilah, Nabi Muhammad SAW dilahirkan dan menyebarkan agama Islam. Kakbah yang menjadi kiblat salat juga berada di sini, tepatnya di dalam kompleks Masjidil Haram.
Dalam kehidupan sehari-hari, kamu pasti sering mendengar banyak orang menyebut Makkah sebagai Tanah Haram. Sebutan ini ternyata memiliki makna mendalam dalam ajaran Islam, lho.Penasaran mengapa julukan Tanah Haram disematkan untuk Makkah yang dikenal juga sebagai Kota Suci? Kira-kira apa maknanya, ya? Simak penjelasannya di bawah ini, yuk!
1. Makna dan asal-usul nama Tanah Haram
Sebelum membahas lebih panjang mengenai julukan Tanah Haram untuk Makkah, kita harus tahu makna kata haram. Hal ini dijelaskan dalam kitab Al Misbah Al Munir.
والحرمة بالضم ما لا يحل انتهاكه والحرمة المهابة وهذه اسم من الاحترام مثل : الفرقة من الافتراق
Artinya: “Kata al hurmah (haram) artinya sesuatu yang tidak boleh dilanggar. Kata tersebut juga diartikan al mahabah atau kehormatan, yang diturunkan dari kata al ihtiram.” (Al Misbah Al Munir 2:357).
Meski berasal dari dua kata berbeda, sebenarnya ada keterkaitan antara keduanya. Sesuatu atau perihal yang terlarang disebut haram. Jika itu dilakukan, artinya telah melanggar kehormatan orang yang melarangnya.
Sementara itu, sebutan Tanah Haram juga dijelaskan dalam kitab Al Misbah Al Munir.
والبلد الحرام أي لا يحل انتهاكه
Artinya: “Tanah haram artinya tanah yang tidak halal untuk dilanggar.” (Al Misbah Al Munir 2: 357).
Pernyataan ini tentu memiliki dasar yang kuat, yakni langsung dari firman Allah SWT yang berbunyi:
إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هَٰذِهِ الْبَلْدَةِ الَّذِي حَرَّمَهَا وَلَهُ كُلُّ شَيْءٍ ۖ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَArtinya: “Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Makkah) yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nyalah segala sesuatu. Dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. An Naml: 91).
Dalam sebuah hadis dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Nabi Muhammad SAW menyebutkan latar belakang penamaan Mekah sebagai Tanah Haram.
إِنَّ هَذَا الْبَلَدَ حَرَّمَهُ اللَّهُ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، فَهْوَ حَرَامٌ بِحُرْمَةِ اللَّهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ، وَإِنَّهُ لَمْ يَحِلَّ الْقِتَالُ فِيهِ لأَحَدٍ قَبْلِى ، وَلَمْ يَحِلَّ لِى إِلاَّ سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ
Artinya: “Sesungguhnya kota ini (Makkah), Allah telah memuliakannya pada hari penciptaan langit dan bumi. Dia adalah kota suci dengan dasar kemuliaan yang Allah tetapkan sampai hari Kiamat. Belum pernah Allah halalkan berperang di dalamnya, sebelumku. Dan Allah tidak halalkan bagiku untuk memerangi penduduknya, kecuali beberapa saat di waktu siang (ketika Fathu Mekah).”
2. Konsekuensi julukan Tanah Haram
Pemberian sebutan Tanah Haram untuk Makkah tentu memiliki beberapa konsekuensi. Nabi Muhammad SAW bersabda,
فَهْوَ حَرَامٌ بِحُرْمَةِ اللَّهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ؛ لاَ يُعْضَدُ شَوْكُهُ ، وَلاَ يُنَفَّرُ صَيْدُهُ ، وَلاَ يَلْتَقِطُ لُقَطَتَهُ إِلاَّ مَنْ عَرَّفَهَا ، وَلاَ يُخْتَلَى خَلاَهُ
Artinya: “Dia haram dengan kemuliaan yang Allah berikan, sampai hari kiamat. Tidak boleh dipatahkan ranting pohonnya, tidak boleh diburu hewannya, tidak boleh diambil barang hilangnya, kecuali untuk diumumkan, dan tidak boleh dicabut rerumputan hijaunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari hadis tersebut dapat diketahui beberapa larangan yang tidak boleh dilanggar siapa pun selama berada di Makkah. Selain itu, di Tanah Haram juga tidak boleh ada peperangan, pertumpahan darah, atau tindakan kriminal lainnya.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak halal bagi kalian untuk mengangkat senjata di Makkah.” (HR Muslim).
Aturan ini menjadikan Makkah sebagai tempat yang penuh dengan ketenangan dan kesejahteraan. Jika ada yang melanggar, tentu ada hukuman yang akan diberikan untuknya.
3. Haram dimasuki non-muslim
Selain itu, umat non-muslim dilarang masuk ke wilayah Makkah. Hal ini didasarkan pada beberapa ayat dalam Al Quran.
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الْأَصْنَامَArtinya: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata, “Ya Rabb-ku, jadikanlah negeri ini (Makkah) negeri yang aman dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (QS. Ibrahim: 35).
Selain itu, dalam peristiwa Pembebasan Makkah (Fathu Makkah), tepatnya awal tahun 630 Masehi, Allah SWT menurunkan wahyu yang berbunyi:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَٰذَا
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis. Maka, janganlah mereka mendekati Masjidil haram sesudah tahun ini (tahun penaklukan kota Mekkah).” (QS At Taubah: 28).
Ada pun batas Tanah Haram ini adalah Miqat Makani sebagaimana yang berlaku buat jemaah haji dan umrah. Saat memasuki Makkah, ada beberapa tulisan atau penanda jalan yang menunjukkan larangan tersebut.
Di sebelah timur ada Dzatu ‘Irqin, yakni batas orang yang masuk dari arah negeri Irak. Dari timur agak selatan ada Qarnul Manazil, dari selatan atau arah Yaman ada Yalamlam, dan dari arah utara atau beberapa kilometer dari Kota Madinah ada Bi’ru Ali (disebut juga dengan Dzil Hilaifah), dan di sebelah barat ada Juhfah atau Rabigh.
Nah, sekarang kamu sudah tahu mengapa Makkah dijuluki sebagai Tanah Haram. Tujuan utamanya untuk menjaga kesucian dan kemuliannya. Bagi umat Islam, semoga mendapat kesempatan untuk berkunjung ke sana, ya!