Bukan Bekasi, Kranji di Singapura Punya Tempat Bersejarah yang Unik
Apa yang ada di pikiran kalian kalau mendengar daerah Kranji? Pasti yang terlintas adalah Kranji yang ada di Bekasi. Padahal, tidak hanya Bekasi yang punya Kranji, negara tetangga, yakni Singapura, ternyata juga punya, lho. Daerah ini sempat viral berkat unggahan netizen Indonesia di platform media sosial TikTok.
Kranji di Singapura ini merupakan daerah pinggir kota yang letaknya di barat laut Singapura. Daerah ini dibatasi oleh Sungei Kadut di utara, Turf Club di timur, serta Lim Chu Kang dan Western Water Catchment di sebelah barat. Kalau berangkat dari pusat kota, jarak yang perlu ditempuh untuk sampai ke daerah ini sekitar 22 kilometer. Lalu, tempat bersejarah apa saja yang dimiliki tempat ini? Yuk, disimak bersama!
1. Kranji War Memorial
Kranji War Memorial ini merupakan sebuah pemakaman untuk mengenang korban perang dari Commonwealth seperti Inggris, Australia, Kanada, Sri Lanka, India, Melayu, Belanda dan Selandia Baru yang gugur saat menjalankan tugas selama Perang Dunia II. Terbentang di sepanjang lereng pemakaman akan nampak terlihat lebih dari 4.400 batu nisan berwarna putih yang berjajar.
Pada komplek the Chinese Memorial, tepatnya di petak 44 menandai kuburan massal untuk 69 prajurit Tionghoa yang dibunuh oleh tentara Jepang saat Singapura jatuh pada bulan Februari 1942.
Di tempat ini juga terdapat 4 monumen peringatan yang letaknya tepat di puncak bukit. Monumen terbesar adalah Singapore Memorial dengan tonggak menara bintang di ujungnya yang menjulang setinggi 24 meter. Tugu peringatan ini memuat nama-nama lebih dari 24.436 tentara Sekutu dan pilot yang gugur di Asia Tenggara, namun hingga kini makamnya belum diketahui.
2. Kranji Military Cemetery
Letaknya bersebelahan dengan Kranji War Memorial, sebuah situs non-perang dunia yang terdiri dari 1.422 pemakaman. Tempat ini dibuat pada tahun 1975 untuk memindahkan makam-makam prajurit beserta keluarganya dari Pemakaman Pasir Panjang dan Ulu Pandan.
Beberapa pemakaman juga telah diklasifikasikan kembali sebagai Commonwealth War Dead. Bahkan, ada 1 pemakaman tentara Belanda yang sudah ada sejak 1954. Karena tempatnya sangat dekat dengan Kranji War Memorial, cukup mudah menjangkaunya jika menggunakan transportasi publik. Pemakaman ini terletak tidak jauh dari Stasiun MRT Kranji, hanya memerlukan waktu 10 hingga 15 menit dengan berjalan kaki.
Kawasan ini terletak tepat di sebelah barat jalan Singapura-Johore (Bukit Timah Expressway) di Woodlands Road, sebelah selatan persimpangan Turf Club Avenue dan Kranji Road. Warga lokal biasa mengenal tempat ini sebagai Kranji Memorial.
3. Singapore State Cemetery
Singapore State Cemetery merupakan pemakaman kenegaraan yang berada di dalam komplek Kranji War Memorial. Dari beberapa mantan presiden Singapura, hanya Inche Yusof bin Ishak dan Dr. Benjamin Henry Sheares yang dimakamkan di area ini. Sedangkan presiden ke-4 yakni Wee Kim Wee, meminta agar abunya disemayamkan di Mandai Columbarium seperti warga negara lainnya.
Inche Yusof bin Ishak meninggal pada tanggal 23 November 1970, jenazahnya sempat disemayamkan di Balai Kota agar warga Singapura bisa memberikan penghormatan terakhir. Kala itu, mobil jenazahnya diantar dengan kendaraan militer dan dimakamkan dengan penghormatan kenegaraan penuh.
Sedangkan Dr. Benjamin Henry Sheares yang menggantikan Inche Yusof bin Ishak sebagai presiden kedua Republik Singapura wafat pada 12 Mei 1981. Beliau digantikan oleh C.V. Devan Nair yang saat itu menjadi presiden ketiga pada tanggal 24 Oktober 1981.
4. Kranji Reservior Park
Jika dilihat sekilas, kawasan ini merupakan sebuah taman dengan luas sekitar 9 hektar yang berada di sepanjang Kranji Way Singapura. Pemandangan waduk yang asri, dipenuhi dengan pertanian, pepohonan dan beberapa spot juga digunakan untuk wisata memancing masyarakat lokal dengan panorama Selat Johor yang menakjubkan.
Kranji Reservior Park juga dikenal sebagai bagian dari situs bersejarah Singapura. Ditempat ini terdapat sebuah plakat peringatan perang Pertempuran Kranji. Plakat ini didirikan sebagai bentuk penghormatan kepada para prajurit yang gugur dalam Pertempuran Kranji saat Perang Dunia II.
Bahkan, salah satu area pemancingan berada tepat di seberang situs Pertempuran Pantai Kranji dan tempat pemancingan lainnya berada di ujung timur Kranji Way.
5. Kranji Marshes
Kawasan Kranji Marshes dibudidayakan sejak tahun 1970, ketika waduk Kranji dilakukan pembendungan dan membentuk keanekaragaman alam liar seperti rawa, padang rumput dan hutan sekunder. Selain, MacRitchie Reservoir and Sungei Buloh Wetland Reserve, Kranji Marshes merupakan kawasan hijau dengan pertanian air tawar terluas di Singapura.
Pada tahun 2008 hingga 2014, The Active, Beautiful, Clean Waters (ABC Waters) Programme dari PUB (Singapore’s National Water Agency), Nature Society (Singapore) mengimplementasikan rencana pengelolaan habitat untuk menjaga keseimbangan perairan terbuka dan area vegetasi burung rawa-rawa.
Pada tahun 2011, The National Parks Board (NParks) dan The Urban Redevelopment Authority (URA mulai bekerja sama dengan PUB dan NSS untuk meningkatkan kualitas rawa-rawa tersebut agar masyarakat dapat menikmati flora dan fauna yang semakin beragam.
Dari binar-binar gemerlap Singapura, ternyata negara maju ini masih menyimpan aset sejarahnya dengan sangat baik. Aset ini dikemas menjadi tempat berkunjung yang tidak hanya menyajikan keindahan tetapi juga menawarkan ilmu pengetahuan tentang perjuangan prajurit perang hingga konservasi alam.
Jadi, kalau sedang jalan-jalan ke Singapura jangan hanya pergi ke pusat perbelanjaan, ya. Coba datang ke tempat-tempat bersejarah yang lokasinya cukup mudah di jangkau dengan transportasi umum. Dari kelima tempat itu, tempat mana yang ingin kalian kunjungi?