Alasan Pesawat Tidak Boleh Melintas di Atas Ka’bah, Kenapa?
Ribuan pesawat hilir mudik melintasi udara setiap hari, tetapi satu wilayah udara ini justru tidak tersentuh jalur penerbangan. Banyak yang bertanya, kenapa tidak ada pesawat yang terlihat terbang di atas Ka’bah, padahal letaknya berada di pusat kota besar dan kerap dipadati jutaan orang? Apakah benar Ka’bah punya medan magnet kuat yang membuat pesawat terganggu bahkan bisa sampai jatuh?
Pertanyaan semacam ini terus bergulir, memunculkan beragam teori konspirasi maupun jawaban ilmiah seputar Ka’bah. Di balik larangan tersebut ternyata ada fakta-fakta menarik sekaligus menyentuh yang jarang diketahui publik luas. Berikut penjelasan di balik larangan kenapa pesawat tidak boleh melintas di atas Ka’bah.
1. Wilayah Mekkah dianggap suci dan tidak bisa diakses oleh non-muslim
MekkahMekkah memiliki status suci bagi umat Islam karena menjadi tempat lahirnya Nabi Muhammad dan lokasi Ka’bah yang menjadi arah kiblat salat. Bukan hanya daratannya, tetapi juga wilayah udaranya dianggap sakral dan tidak sembarang orang boleh mengaksesnya. Oleh karena itu, tidak hanya orang non-muslim yang dilarang memasuki kota ini, pesawat yang mungkin saja diawaki oleh non-muslim pun tidak diizinkan melintas di atasnya.
Keputusan ini bukan dibuat tanpa dasar melainkan Pemerintah Arab Saudi secara tegas mengatur pembatasan wilayah udara sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai keagamaan dan untuk menjaga kesucian tempat tersebut.
Pengaturan tentang larangan melintas di atas Ka’bah bahkan telah tertulis dalam pemberitahuan resmi penerbangan internasional atau dikenal sebagai NOTAM (Notice to Airmen), yang menjadi acuan bagi semua maskapai dunia dalam menetapkan jalur penerbangannya. Aturan semacam ini menunjukkan bahwa keputusan pelarangan tersebut sangat erat hubungannya dengan kebijakan ideologis yang berlandaskan keyakinan.
Dalam praktiknya, kebijakan larangan terbang tersebut juga berfungsi untuk melindungi ketenangan dan kekhusyukan jamaah di Tanah Suci yang sedang beribadah. Wilayah sekitar Ka’bah tidak hanya dijaga secara fisik, tetapi juga dilindungi dari gangguan yang bersifat simbolis maupun teknis, termasuk gangguan dari aktivitas penerbangan di udara.
2. Risiko gangguan suara dari mesin pesawat terhadap jamaah
Ka’bahWilayah Mekkah yang dikelilingi oleh gunung-gunung berpotensi memantulkan suara keras dari mesin pesawat terbang. Pantulan suara ini bisa memperbesar tingkat kebisingan yang sangat mungkin mengganggu kekhusyukan ibadah, terutama ketika jutaan jamaah sedang melaksanakan salat atau ritual penting lainnya. Suasana sakral yang dibutuhkan dalam beribadah tentu tidak bisa disandingkan dengan deru suara mesin jet di angkasa.
Suara yang bergema akibat struktur geografis Mekkah tersebut bisa menciptakan gangguan yang tidak diinginkan bagi ribuan orang yang sedang beribadah secara bersamaan. Ketika seluruh jamaah memusatkan perhatian pada ibadah, suara sekecil apa pun dapat menjadi sumber gangguan. Maka, menjaga ketenangan suasana beribadah di Tanah Suci adalah hal yang sangat penting dan menjadi prioritas utama.
Selain kenyamanan beribadah, faktor keamanan pun turut dipertimbangkan. Dalam kondisi padat seperti saat musim haji, ketenangan menjadi komponen penting agar tidak terjadi kepanikan di antara jamaah. Suara keras dari langit, terutama jika terjadi dalam waktu yang tidak terduga, bisa menimbulkan reaksi spontan yang berbahaya. Oleh karena itu, menjaga langit Mekkah tetap hening dari suara pesawat menjadi salah satu bentuk perlindungan preventif bagi seluruh jamaah yang hadir.
3. Aturan penerbangan internasional memutuskan zona larangan terbang di atas Kab’bah
Ka’bahLarangan pesawat melintasi Ka’bah bukanlah keputusan sepihak dari pemerintah Arab Saudi, melainkan bagian dari sistem regulasi penerbangan internasional yang diatur secara ketat. Zona larangan terbang (no-fly zone) sudah menjadi hal lazim dalam dunia penerbangan, khususnya untuk lokasi-lokasi penting, bersejarah, maupun sakral.
Mekah termasuk dalam kategori tersebut dan telah ditetapkan sebagai kawasan yang tidak boleh dilalui jalur penerbangan komersial. NOTAM yang dikeluarkan oleh otoritas penerbangan sipil Arab Saudi dan diakui oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) menjadi acuan mutlak yang harus dipatuhi oleh maskapai di seluruh dunia.
NOTAM ini tidak hanya mencantumkan lokasi yang tidak boleh dilintasi, tetapi juga memberikan informasi penting lainnya seperti waktu dan alasan larangan tersebut. Keputusan ini memang dapat mengalami pengecualian pada kondisi tertentu, seperti saat penerbangan helikopter diperlukan untuk keperluan medis atau pengawasan keamanan selama musim haji. Namun pengecualian ini bersifat sangat terbatas dan hanya diberikan untuk kepentingan vital.
Larangan pesawat melintas di atas Ka’bah bukanlah karena faktor mistis atau kekuatan magnet seperti yang selama ini ramai diperbincangkan. Tapi, yang sebenarnya adalah alasan pesawat tidak boleh melintas di atas Ka’bah karena adanya penghormatan terhadap tempat suci sampai adanya kepatuhan terhadap regulasi penerbangan internasional. Semua hal tersebut menjadi bentuk nyata dari komitmen menjaga kesakralan dan ketertiban kawasan yang sangat penting bagi umat Islam.
Referensi:
“False: Planes Cannot Fly Over Kaaba Because of Magnetic Attraction”. Logically Facts. Diakses pada Mei 2025.
“Why Don’t Planes Fly Over the Kaaba and Mecca?”. AeroCorner. Diakses pada Mei 2025.
“Why Don’t Airplanes Fly Over the Holy Kaaba?”. Life in Saudi Arabia. Diakses pada Mei 2025.