Solo atau Semarang, Mana yang Lebih Cocok untuk Wisata Sejarah?
Bagi pencinta sejarah, perjalanan ke kota-kota bersejarah selalu menjadi pengalaman yang mengesankan. Indonesia memiliki banyak destinasi yang kaya akan nilai historis.
Dua di antaranya adalah Solo dan Semarang. Kedua kota yang berada di Jawa Tengah itu sama-sama memiliki jejak sejarah yang kuat, mulai dari peninggalan kerajaan, bangunan kolonial, hingga budaya yang masih terjaga hingga kini.
Solo dikenal sebagai kota budaya dengan atmosfer tradisional yang kental. Di sini, kamu bisa menemukan keraton, pasar kuno, hingga kampung batik yang masih aktif memproduksi kain dengan teknik turun-temurun.
Sementara itu, Semarang punya pesona sejarah yang lebih beragam, mulai dari kawasan kota lama bergaya Eropa, gedung-gedung kolonial, hingga jejak komunitas Tionghoa yang telah eksis sejak ratusan tahun lalu.
Jadi, mana yang lebih cocok untuk wisata sejarah? Apakah kamu lebih tertarik menjelajahi keraton dan tradisi Jawa di Solo, atau ingin merasakan nuansa kolonial dan multikultural di Semarang? Yuk, simak ulasannya berikut ini!
1. Wisata sejarah di Solo
Solo atau Surakarta dikenal sebagai kota budaya dengan warisan kerajaan yang masih kental. Ini dia beberapa destinasi sejarah yang wajib dikunjungi di Solo.
1. Keraton Kasunanan Surakarta.
Sebagai pusat kebudayaan Jawa, Keraton Kasunanan Surakarta menjadi ikon utama wisata sejarah di Solo. Keraton ini menjadi saksi sejarah berdirinya kerajaan Mataram Islam yang kemudian terpecah menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Di sini, kamu bisa menyaksikan koleksi benda-benda bersejarah, seperti pakaian adat, kereta kencana, gamelan, lengkap dengan arsitektur khas Jawa yang megah.
2. Pura Mangkunegaran.
Pura Mangkunegaran merupakan kediaman keluarga Mangkunegara yang masih bertahan hingga sekarang. Meski demikian, Pura Mangkunegaran dibuka untuk umum. Jadi, kamu bisa berkeliling ke dalamnya. Selain menikmati keindahan arsitekturnya, kamu juga bisa melihat koleksi topeng, gamelan, hingga perhiasan kerajaan.
3. Museum Radya Pustaka.
Sebagai salah satu museum tertua di Indonesia, Museum Radya Pustaka menyimpan berbagai manuskrip kuno, arca, hingga koleksi buku berbahasa Jawa yang kaya akan sejarah. Pencinta sejarah wajib ke sini!
4. Kampung Batik Laweyan dan Kauman.
Jika tertarik dengan sejarah batik, Solo punya dua kampung batik yang terkenal, yakni Laweyan dan Kauman. Kamu bisa belajar membatik, sekaligus memahami sejarah perkembangan batik di Indonesia.
5. Benteng Vastenburg.
Dibangun oleh Belanda pada abad ke-18, benteng ini dulunya menjadi pusat pertahanan militer zaman kolonial. Kini, tempat ini sering digunakan untuk berbagai acara budaya. Meskipun beberapa bagian benteng sudah mengalami kerusakan, tempat ini masih memiliki daya tarik tersendiri bagi pencinta sejarah.
2. Wisata sejarah di Semarang
Semarang memiliki perpaduan budaya Jawa, Tionghoa, dan kolonial yang menjadikannya kota bersejarah dengan daya tarik tersendiri. Berikut beberapa tempat yang harus kamu kunjungi.
1. Kota Lama Semarang.
Dikenal sebagai “Little Netherlands,” Kota Lama Semarang menyajikan deretan bangunan kolonial yang masih terawat hingga saat ini. Salah satu yang paling terkenal adalah Gereja Blenduk, yang sudah berusia lebih dari 250 tahun.
Selain itu, kamu juga bisa menemukan destinasi lainnya, seperti Semarang Contemporary Art Gallery, atau menikmati suasana khas Eropa tempo dulu sambil bersantai di kafe-kafe berkonsep vintage.
2. Lawang Sewu.
Bangunan peninggalan Belanda ini dulunya merupakan kantor pusat perkeretaapian di Hindia Belanda. Arsitekturnya begitu khas, karena memiliki lebih dari seribu pintu dan jendela. Hal tersebut membuatnya menjadi salah satu ikon wisata sejarah di Semarang.
3. Kelenteng Sam Poo Kong.
Kelenteng ini menjadi tempat persinggahan Laksamana Cheng Ho dari Tiongkok saat berlayar ke Nusantara. Dengan arsitektur khas Tiongkok, tempat ini menjadi simbol akulturasi budaya di Semarang. Bangunannya yang megah dan warna merahnya yang mencolok menjadikannya destinasi yang wajib dikunjungi.
4. Benteng Pendem Ambarawa.
Benteng yang dibangun Belanda pada abad ke-19 ini menyimpan sejarah panjang, terutama dalam pertempuran mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sayangnya, benteng ini sedang tutup sementara hingga waktu yang belum bisa ditentukan.
4. Tugu Muda.
Monumen ini dibangun untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur dalam Pertempuran Lima Hari di Semarang. Tempat ini menjadi simbol perjuangan dan patriotisme warga Semarang. Monumen ini terletak di Jalan Nasional Rute 20 yang mengarah ke Solo.
3. Perbandingan biaya wisata sejarah
Mengenai biaya wisata sejarah, Solo dan Semarang punya perbedaan yang cukup mencolok. Solo dikenal sebagai kota dengan biaya hidup yang lebih terjangkau dibanding Semarang, dan hal ini juga berpengaruh pada harga tiket masuk ke tempat wisata.
Di Solo, beberapa destinasi sejarah, seperti Keraton Kasunanan dan Puro Mangkunegaran mematok tiket masuk yang relatif murah, mulai dari Rp10 ribu hingga Rp20 ribu saja. Begitu pula dengan Museum Radya Pustaka yang hanya mematok biaya sekitar Rp5.000.
Sementara itu, di Semarang, beberapa tempat wisata sejarah seperti Lawang Sewu dan Kota Lama memiliki harga tiket yang sedikit lebih mahal. Misalnya, Lawang Sewu memasang tarif sekitar Rp30 ribu per orang, sedangkan museum-museum di Kota Lama rata-rata memiliki tiket masuk berkisar antara Rp20 ribu hingga Rp50 ribu, tergantung jenis tur yang diambil.
Selain tiket masuk, biaya transportasi juga perlu diperhitungkan. Solo memiliki sistem transportasi umum yang cukup murah, seperti Batik Solo Trans yang bisa mengantar wisatawan ke berbagai destinasi dengan tarif sekitar Rp4.000. Opsi transportasi lain seperti becak dan ojek juga cukup terjangkau.
Di sisi lain, Semarang yang lebih besar memiliki jaringan transportasi umum yang cukup baik dengan adanya Trans Semarang. Namun, karena jarak antardestinasi lebih jauh dibandingkan Solo, wisatawan mungkin harus merogoh kocek lebih dalam untuk naik transportasi online atau menyewa kendaraan.
Secara keseluruhan, Solo menawarkan pengalaman wisata sejarah yang lebih hemat dibandingkan Semarang, baik dari segi tiket masuk, transportasi, maupun kuliner. Namun, jika mencari variasi wisata sejarah dengan suasana kota yang lebih modern, Semarang bisa menjadi pilihan menarik meskipun dengan biaya yang sedikit lebih tinggi.
4. Rekomendasi wisata lainnya di Solo dan Semarang
Selain wisata sejarah, Solo dan Semarang juga punya banyak destinasi menarik lain yang bisa jadi pilihan. Jika kamu ingin menikmati suasana alam yang asri, Solo punya beberapa tempat keren, seperti Tawangmangu di lereng Gunung Lawu. Kamu bisa mengunjungi Grojogan Sewu, air terjun setinggi 81 meter yang dikelilingi hutan hijau yang sejuk.Ada pula Kebun Teh Kemuning yang cocok untuk bersantai sambil menikmati pemandangan perbukitan hijau dan udara segar. Oh iya, jangan lupa kunjungi Lokananta yang kini dijadikan sebagai museum musik, ya! Selain museum, terdapat restoran, kafe, toko piringan hitam, hingga toko souvenir yang menarik dikunjungi saat liburan di Solo.Sementara itu, Semarang menawarkan pengalaman wisata alam yang tak kalah menarik. Kalau ingin menikmati suasana pantai, kamu bisa mengunjungi Pantai Marina atau Pantai Tirang yang masih cukup asri.Untuk pengalaman yang lebih unik, mampirlah ke Brown Canyon! Berupa area bekas tambang yang kini punya lanskap mirip Grand Canyon di Amerika Serikat. Pecinta alam juga bisa mengeksplorasi kawasan Bandungan yang menawarkan panorama pegunungan, serta destinasi wisata hits, seperti Umbul Sidomukti dengan kolam renang alaminya yang berada di ketinggian.